SOTH Berikan Dampak Positif pada Pola Pengasuhan Anak

informasi

11 Desember 2025

16x dilihat

Foto: SOTH Berikan Dampak Positif pada Pola Pengasuhan Anak

Mewisuda 268 wisudawan SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) Lamongan pada Kamis (11/12) di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Bupati Yuhronur Efendi mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya, SOTH memiliki dampak positif yang signifikan. Dikatakan beliau bahwa setelah mengikuti SOTH terjadi perubahan persepsi orang tua dalam melakukan pola asuh terhadap anaknya menjadi lebih baik.

"Alhamdulillah SOTH ternyata membawa efek positif berdasarkan hasil penelitian dari Universitas Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para alumni SOTH memiliki dampak signifikan, artinya sudah diukur sebelum dan sesudah mengikuti SOTH, tentu ini ada perubahan-perubahan yang positif, yang jelas ibu-ibu sudah paham terhadap pola pengasuhan yang benar dan baik, menghindari pola pengasuhan yang permisif," ucap Pak Yes.

Ditambahkan Pak Yes, melalui perubahan persepsi orangtua ini Pemkab Lamongan yakin bahwa ke depan penurunan angka stunting ini pasti akan lebih signifikan lagi. Beliau juga berharap alumni SOTH ini akan mampu menjadi teladan di lingkungannya, serta menyebarluaskan pengetahuan terkait pola asuh yang baik ini kepada yang lainnya.

"Orang tua hebat Ini adalah pekerjaan seumur hidup, sehingga akan lebih baik jika orang tua ini punya bekal pengetahuan khususnya dalam membina anak-anaknya, yang ini sekaligus akan menciptakan keluarga-keluarga hebat yang nanti akan menjadi bagian dari ketahanan nasional ketahanan," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut dilaporkan Kepala Dinas PPKB Lamongan dr. Aini Mas'idha, jumlah peserta Wisuda SOTH Angkatan VI ini sebanyak 268 orang dari Kecamatan Solokuro, Kalitengah, Paciran, Modo, Brondong, Sekaran dan Kecamatan Sukodadi. Adapun Wisudawan SOTH Angkatan VI ini merupakan lulusan tahun 2024.

Berdasarkan data dari Dinas PPKB, penurunan stunting di Lamongan menunjukkan progres yang sangat membanggakan, dari 27,50 persen pada tahun 2022, turun menjadi 9,4 persen pada 2023, dan kembali turun menjadi 6,9 persen pada 2024, angka terendah kedua di Jawa Timur.